Program Hamil Part 1




Saya dulu berpikir bahwa kehamilan itu otomatis akan diperoleh setelah pernikahan. Asal suami istri melakukan hubungan suami istri aja gitu. Tapi ternyata tidak setelah saya menikah yang sebulan, dua bulan hingga pada akhirnya di bulan ke enam pernikahan saya mulai program hamil ke salah satu dokter kandungan di Magelang. Awal kami datang dokter bilang terlalu dini karena masih di bawah satu tahun, pasangan suami istri dikatakan tidak subur itu setelah satu tahun pernikahan dan rutin melakukan hubungan suami istri tetapi belum juga dianugerahi kehamilan.

Akhirnya kami diberikan vitamin oleh dokter untuk saya dan suami, ditanya siklus menstruasi untuk menentukan masa subur saya tetapi masalahnya menstruasi saya tidak teratur, tapi dokter bilang masih bisa diprediksi waktunya dan dokter memberikan waktu kapan saya subur dan diharapkan bertemu suami tetapi kenyataanya seringnya masa subur itu sering terlewati karena tidak bertepatan dengan kepulangan suami. 

Program ini berjalan hingga satu tahun pernikahan dan akhirnya kami istirahat dan menata pikiran karena jujur ini terkadang membuat beban pikiran tersendiri untuk kami. Ya selain itu ya kita berusaha mencoba memperbaiki pola hidup, pola makan dan lainnya tapi hingga 1,5 tahun pernikahan kami, belum juga dianugerahi buah hati.

Saya masih ingat sekali Juni 2016, pada saat lebaran di rumah mertua jadwal menstruasi saya yang kacau itu sungguh sulit saya prediksi tetapi saya mengalami flek cokelat berkepanjangan seperti saat awal haid. Merasa curiga dengan darah yang tak jua berwarna merah, suami berinisiatif membeli tespack. Karena seringnya garis satu, sungguh saya ga expect sama sekali kalau saya hamil karena gejala kehamilan tidak ada pada diri saya kecuali gejala haid. Dan malam hari selepas pualng mudik dari rumah mertua saya beranikan diri untuk mengambil testpack dan hasilnya adalah garis merah dua yang mengisyaratkan bahwa saya benar-benar hamil. 

Sungguh malam itu seperti mimpi dan tidak percaya dan sambil menagis saya memeluk ibu dan suami. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa dengan Para Wakil Rakyat Kita?

Married is not a race