Married is not a race


Di usia menuju seperempat abad ini pertanyaan 'kapan nikah' sungguh tidak bisa dielakkan. Sepertinya mau ngumpet di lubang semut juga bukan solusi. Jujur sebagai perempuan yang hidup di desa, aku adalah satu satunya temen sebaya yang sampai saat ini sudah mendapat gelar sarjana. Dari kebanyakan mereka paling tinggi lulus SMA, malah ada yang cuma sampai SMP aja. So, walau sekarang seumuran mereka udah pada married dan gendong baby-nya satu atau dua, jangan kaget juga kalo dibanding aku yang masih single..:D

Sebenarnya agak parno setiap datang ke acara nikahan saudara atau temen karena pertanyaan 'kapan nyusul' juga ga kalah seremnya sama pertanyaannya 'kapan nikah'..*emot manyun*. Tapi alhamdulillahnya ga ditanya kapan mati sih..:D #belum punya bekal sih..*muka sedih*. Sebenarnya sebagai perwakilan perempuan single, aku ga masalah sih ditanya gituan, cuman ya jangan sering-sering gitu aja sih, gimana kalau didoain atau dibantuin nyariin gitu kan lebih enak..hehe

Kalau seandainya saja nikah itu dilombain, dengan sekuat tenaga sebisa mungkin diusahain biar cepet-cepetan dapet. Cuma karena nikah itu berhubungan dengan takdir Alloh, sebagai manusia yang sudah berusaha, berdoa dan juga belum Alloh tunjukkan jodohnya maka menikah itu berkaitan erat dengan ketetapan dan ketepatan, yaitu udah ditetapkan Alloh dan tepat pada waktunya dan dengan siapanya. Kalau udah bicara tentang ketetapan, jangan dipikir yang belum ketenu jodohnya ga berusaha.

Dari perjalanan cinta yang pernah aku alami...eeh cie... dari pengalaman sendiri dan teman sekitar.. Di usia 25 ini tekanan tidak hanya datang dari ekstern tapi juga intern..orang tua misalnya. Ini membuat kepanikan semakin menjadi dan rasanya pengen ngurung di dalam kamar..*eee lebay, sinetron banget* :D. Bayangin dong, di luar orang sudah menggunjing kita yang ga married2.. di rumah bapa ibu pengen kita segera married.. dengan alasan misalnya; ' itu lho anak temen Ibu udah nikah..kamu bawa pulang calon kapan? *note: iya kalo jodoh tersedia dia pasar atau mall dan ada diskon gede kali udah bawa pulang*. Terus ' Ibu kemarin habis arisan temen, ya Alloh cucunya lucu banget..*note: emak please, bayi kecil punya saudara masih banyak* :D.

Sebagai anak pertama dari 3 bersaudara aku mendapat sorotan paling tajam, kalau diumpamakan sinetron aku pemeran utama, kalau diumpamakan di twitter aku lagi trending topic ... ya topiknya ga bakal jauh-jauh kok tetep dari nikah. Sebagai kaum yang kadang terintimadasi, akhirnya waktu berkumpul dengan sesama single itu membahagiakan dengan curcol bersama ditemani es krim dan makan..*cubit pipi yang makin kayak bakpao* . Setiap pertemuan selalu ditutup dengan doa bersama, agar segera ditemukan dengan pangeran masing-masing.. hihi. Perundingan ini memberikan energi besar luar biasa untuk melawan tekanan tentang pernikahan..haha.

Wahai bapak, Ibu, Saudara, Sahabat, teman sejawat, tetangga tolong doakan kami saja jangan perparah luka hati kami dengan pertanyaan itu lagi... dari hati kami yang terdalam pastilah kami juga ingin segera menikah, tapi nikah bukanlah perlombaan mungkin kami harus bersabar dulu, belajar dulu menyiapkan segala sesuatu agar pernikahan menjadi surga dunia akhirat kami... ^^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ada Apa dengan Para Wakil Rakyat Kita?