Kabar tentang para pembawa aspirasi rakyat membuat kita tercengang baru-baru ini. Ya, dua anggota dewan yaitu Gayus Lumbun dan Ruhut Sitompul bersitegang dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) untuk kasus Bank Century. Sebuah adu mulut yang tak pantas dilontarkan oleh para elite politik, tak ada yang mengalah dari dua dewan dari partai yang selama ini kerap berseteru yaitu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan Partai Demokrat. Disaksikan oleh jutaan rakyat Indonesia dari layar televisi tidak membuat para dewan menghentikan “ocehan” mereka. Dari umpatan “suara setan” dari Gayus hingga berbalas “bangsat” dari si Poltak dari Medan itu. Walau kasus ini sedang diproses oleh Badan Kehormatan DPR tapi kasus ini membuat berdecak kagum pada kita semua, ternyata inilah pendidikan politik para elite untuk rakyat yaitu bertengkar dan berumpat kasar. Inikah gambaran nyata para pemangku kekuasaan negeri ini? Ada cerita lain lagi dari para wakil rakyat ini yaitu cerita lucu di para dewan yang duduk di
Aku seorang wanita sangat biasa Aku masih sangat sedikit ilmu agama sebagai bekal aku untuh mendampingi sang nahkoda dalam bahtera rumah tangga Aku calon seorang ibu yang masih sedikit pengetahuanku sebagai pengantar malaikat-malaikat kecil yang akan dititipkan pada rahimku ya mereka akan memanggilku "ibu" Sering terisak sendiri melihat diri yang belebih kekurangan disana sini Aaaaaah aku aku hanyalah seorang wanita biasa itu Bermimpi sederhana ingin menjadi istri dan ibu yang baik Yang meraih surga melalui laki-laki yang kupanggil "suami" bermimipi sederhana mengantarkan anak-anak untuk taat pada Alloh Penciptanya Aku selalu berdoa bahwa ujian-ujian sekarang adalah gerbang untukku agar terbiasa nanti ketika berbahtera Yang katanya badainya lebih hebat dan butuh kekuatan yang lebih untuk itu Aku selalu berprasangka baik bahwa sekarang adalah waktu tenggat untukku untuk belajar dan belajar lagi hingga nanti Alloh nyatakan aku untuk menjadi "istri"
Di usia menuju seperempat abad ini pertanyaan ' kapan nikah ' sungguh tidak bisa dielakkan. Sepertinya mau ngumpet di lubang semut juga bukan solusi. Jujur sebagai perempuan yang hidup di desa, aku adalah satu satunya temen sebaya yang sampai saat ini sudah mendapat gelar sarjana. Dari kebanyakan mereka paling tinggi lulus SMA, malah ada yang cuma sampai SMP aja. So, walau sekarang seumuran mereka udah pada married dan gendong baby -nya satu atau dua, jangan kaget juga kalo dibanding aku yang masih single..:D Sebenarnya agak parno setiap datang ke acara nikahan saudara atau temen karena pertanyaan 'kapan nyusul' juga ga kalah seremnya sama pertanyaannya 'kapan nikah'..*emot manyun*. Tapi alhamdulillahnya ga ditanya kapan mati sih..:D #belum punya bekal sih..*muka sedih*. Sebenarnya sebagai perwakilan perempuan single, aku ga masalah sih ditanya gituan, cuman ya jangan sering-sering gitu aja sih, gimana kalau didoain atau dibantuin nyariin gitu kan lebih en
singkat tapi....
BalasHapusaku juga yakin doa akan mendekatkan kita yang ditakdirkan bersama :D
salam kenal